air mata pun terjatuh...melihat semua yg ku alami begitu pahit...
semua tidak ada gunanya....aku hanya bisa bersabar menghadapi semua ini..
tidak di hargai sama sekali hasil kerja keras ku selama ini...
hari demi hari ku lalu dengan sabar tetes demi tetes air mata ini pun kluar ku cobak tu menahan tetapi enggak bisa...
dimana hati mu apakah ini balasanmu buat aku.
LEBIH_GREEN_VILLAGE
Minggu, 10 Juli 2011
Iwan Fals sebelum konser tanam pohon
Iwan Fals Tanam Pohon Sebelum Konser
Friday, July 8 2011 16:16 WIB | Voices of Bali | Dibaca 68 kali
Gianyar (Antara Bali) - Sebelum konser perdana di tempat hiburan Boshe Kuta, Bali, penyanyi dan pencipta lagu Iwan Fals, menanam 500 bibit pohon di kawasan Lebih Green Village, Banjar Beten Kelod, Desa Lebih, Kabupaten Gianyar.
"Penanaman pohon kami lakukan sebagai langkah mengurangi efek pemanasan global. Terlebih, kawasan yang digunakan untuk penanaman kali ini merupakan lahan sumbangan dari warga," kata Iwan Fals, penyanyi kawakan Indonesia ketika ditemui saat menanam pohon di Desa Lebih, Jumat siang.
Ia mengatakan, dari keterangan pihak Lebih Green Village, luas lahan yang ditanami pohon sekitar 10 hektare.
"Tentunya ini ke depannya bisa digunakan sebagai salah satu kawasan hutan," ujar pria yang sebagian besar lirik lagunya mengetengahkan kritik sosial.
Iwan menyebutkan, aksi tersebut juga merupakan salah satu bentuk dari falsafah hidup umat Hindu, yakni Tri Hita Karana, di mana hidup ini selalu berhubungan dengan tiga hal, yakni dengan Tuhan, sesama manusia dan alam.
"Dalam menjaga lingkungan, harusnya muncul dari kesadaran masing-masing warga. Toh ini juga milik kita. Kalau bukan kita, siapa lagi yang harus menjaganya?," kata Iwan.
Didaulat menyanyikan lagu, khusus terkait pemanasan global, Iwan langsung bersedandung, "Jutaan orang meradang. Samudera menerjang".
Ketua Lebih Green Village, Mangku Made Suweta, menjelaskan kegiatan tanam pohon tersebut merupakan kelanjutan dari program Tanam 4.500 Pohon yang digagas PT Sampoerna Tbk.
"Sebelumnya, acara serupa dilakukan pada 5 Juni silam. Kurang lebih 1.300 pohon telah kami tanam," katanya.
Untuk kegiatan kali ini yang melibatkan Iwan Fals, kata dia, pihaknya menanam sebanyak 500 pohon dalam beberapa jenis.
"Kegiatan ini merupakan kelanjutan dari program Tanam 4.500 Pohon di atas lahan seluas 2,8 hektare," ucapnya menjelaskan.
Suweta menyebutkan, jenis pohon yang ditanam tercatat lima macam, yakni sentul, costal, juwet, boni dan munda.
Dipilihnya jenis pohon itu, kata dia, karena kelima jenis tersebut sudah mulai langka.
Dengan adanya kegiatan yang mendapat dukungan banyak pihak, diharapkan program tanam pohon di atas lahan 10 hektare tersebut dapat berjalan seperti yang diharapkan.
"Semoga dengan adanya kegiatan ini, Bali dapat menuju menjadi provinsi 'green and clean'," katanya berharap.(*)
"Penanaman pohon kami lakukan sebagai langkah mengurangi efek pemanasan global. Terlebih, kawasan yang digunakan untuk penanaman kali ini merupakan lahan sumbangan dari warga," kata Iwan Fals, penyanyi kawakan Indonesia ketika ditemui saat menanam pohon di Desa Lebih, Jumat siang.
Ia mengatakan, dari keterangan pihak Lebih Green Village, luas lahan yang ditanami pohon sekitar 10 hektare.
"Tentunya ini ke depannya bisa digunakan sebagai salah satu kawasan hutan," ujar pria yang sebagian besar lirik lagunya mengetengahkan kritik sosial.
Iwan menyebutkan, aksi tersebut juga merupakan salah satu bentuk dari falsafah hidup umat Hindu, yakni Tri Hita Karana, di mana hidup ini selalu berhubungan dengan tiga hal, yakni dengan Tuhan, sesama manusia dan alam.
"Dalam menjaga lingkungan, harusnya muncul dari kesadaran masing-masing warga. Toh ini juga milik kita. Kalau bukan kita, siapa lagi yang harus menjaganya?," kata Iwan.
Didaulat menyanyikan lagu, khusus terkait pemanasan global, Iwan langsung bersedandung, "Jutaan orang meradang. Samudera menerjang".
Ketua Lebih Green Village, Mangku Made Suweta, menjelaskan kegiatan tanam pohon tersebut merupakan kelanjutan dari program Tanam 4.500 Pohon yang digagas PT Sampoerna Tbk.
"Sebelumnya, acara serupa dilakukan pada 5 Juni silam. Kurang lebih 1.300 pohon telah kami tanam," katanya.
Untuk kegiatan kali ini yang melibatkan Iwan Fals, kata dia, pihaknya menanam sebanyak 500 pohon dalam beberapa jenis.
"Kegiatan ini merupakan kelanjutan dari program Tanam 4.500 Pohon di atas lahan seluas 2,8 hektare," ucapnya menjelaskan.
Suweta menyebutkan, jenis pohon yang ditanam tercatat lima macam, yakni sentul, costal, juwet, boni dan munda.
Dipilihnya jenis pohon itu, kata dia, karena kelima jenis tersebut sudah mulai langka.
Dengan adanya kegiatan yang mendapat dukungan banyak pihak, diharapkan program tanam pohon di atas lahan 10 hektare tersebut dapat berjalan seperti yang diharapkan.
"Semoga dengan adanya kegiatan ini, Bali dapat menuju menjadi provinsi 'green and clean'," katanya berharap.(*)
Sabtu, 09 Juli 2011
PT Sampoerna TBK, Tanam Pohon LGV
Bali akan Tanam 4500 Pohon pada Hari Lingkungan Hidup Dunia
Penulis : Arnold Dhae
Sabtu, 04 Juni 2011 14:29 WIB
DENPASAR--MICOM: Pemerintah Provinsi Bali bekerjasama dengan UPT Balai Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Eka Karya Bedugul, LIPI, serta PT HM Samporna Tbk akan menanam sekitar 4.500 pohon dalam rangka memperingati Hari Lingkungan Hidup Seduni pada Minggu, (5/6).
Acara akan dipusatkan di Kabupaten Gianyar Bali, tepatnya di Br Lebih Beten Beten Kelod, Desa Lebih, Kec. Gianyar, Kab Gianyar, Bali, dengan tema “ Penghijauan Produktip “ yaitu Program Lebih Green Vilage, menuju Desa yang Lebih Sempurna, Asri, Sejahtra dan mandiri.
Menurut Ketua Panitia Mangku Made Suweta,SE mengatakan Penanaman ribuan pohon tersebut akan dipimpin langsung oleh Wakil Gubernur Bali AAN Puspayoga, Bupati Gianyar, Kepala BLH Provinsi Bali Alit Sastrawan, serta Muspida Kabupaten Gianyar.
Acara akan dipusatkan di Kabupaten Gianyar Bali, tepatnya di Br Lebih Beten Beten Kelod, Desa Lebih, Kec. Gianyar, Kab Gianyar, Bali, dengan tema “ Penghijauan Produktip “ yaitu Program Lebih Green Vilage, menuju Desa yang Lebih Sempurna, Asri, Sejahtra dan mandiri.
Menurut Ketua Panitia Mangku Made Suweta,SE mengatakan Penanaman ribuan pohon tersebut akan dipimpin langsung oleh Wakil Gubernur Bali AAN Puspayoga, Bupati Gianyar, Kepala BLH Provinsi Bali Alit Sastrawan, serta Muspida Kabupaten Gianyar.
Menurut Wawan Sujarwo, salah satu staf peneliti di Kebun Raya Eka Karya Bali-LIPI mengatakan, seluruh bibit pohon tersebut disiapkan oleh UPT Balai Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Eka Karya Bedugul, Kabupaten Tabanan.
"Ini merupakan salah satu bentuk penelitian dan pengembangan yang dilakukan oleh UPT Balai Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Eka Karya Bedugul. Hasilnya akan kita kembangkan ke masyarakat, kita berikan ke masyarakat baik secara pribadi maupun secara umum seperti yang kita lakukan pada peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia yang jatuh pada tanggal 5 Juni 2011," ujarnya di Denpasar, Sabtu (4/6).
Pihak UPT Balai Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Eka Karya Bedugul telah menyiapkan sebanyak 8 jenis tanaman yang jumlah keseluruhannya mencapai 4500 anakan. Ke-8 jenis tanaman tersebut adalah, buni, salam, rijasa, majegau, kayu manis, dapep, mundeh dan cemara panda. Semua jenis pohon tersebut dikembangkan dan dibudidayakan di Kebun Raya Eka Karya Bedugul.
Namun demikian menurut Wawan, pihak Kebun Raya Eka Karya Bedugul hanya menyiapkan ribuan jenis pohon tersebut. Sedangkan seluruh pendanaan ditanggung oleh PT HM Samporna Tbk dan yang melakukan penanaman adalah seluruh masyarakat yang ada di Pantai Lebih, Kecamatan Gianyar.
Wawan juga menegaskan, kegiatan penanaman pohon tersebut selain untuk memperingati Hari Lingkungan Hidup Seduni, juga merupakan komitmen dari pihak UPT Balai Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Eka Karya Bedugul untuk mendukung program Pemprov Bali tentang Bali Clean and Green untuk mencapai Bali sebagai Green Province.
Untuk itu, penanaman ribuan pohon tersebut dilakukan di lahan yang non produktif dan gersang sehingga bisa tertutupi
hutan.
"Kita bermaksud untuk mengembalikan fungsi ekosistem hutan di Provinsi Bali dalam upaya pelestarian lingkungan, sebagaimana halnya telah dicanangkan oleh Gubernur Bali pada tahun 2010 dalam program Bali Green Province," ujarna. (OL/OL-3)
"Ini merupakan salah satu bentuk penelitian dan pengembangan yang dilakukan oleh UPT Balai Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Eka Karya Bedugul. Hasilnya akan kita kembangkan ke masyarakat, kita berikan ke masyarakat baik secara pribadi maupun secara umum seperti yang kita lakukan pada peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia yang jatuh pada tanggal 5 Juni 2011," ujarnya di Denpasar, Sabtu (4/6).
Pihak UPT Balai Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Eka Karya Bedugul telah menyiapkan sebanyak 8 jenis tanaman yang jumlah keseluruhannya mencapai 4500 anakan. Ke-8 jenis tanaman tersebut adalah, buni, salam, rijasa, majegau, kayu manis, dapep, mundeh dan cemara panda. Semua jenis pohon tersebut dikembangkan dan dibudidayakan di Kebun Raya Eka Karya Bedugul.
Namun demikian menurut Wawan, pihak Kebun Raya Eka Karya Bedugul hanya menyiapkan ribuan jenis pohon tersebut. Sedangkan seluruh pendanaan ditanggung oleh PT HM Samporna Tbk dan yang melakukan penanaman adalah seluruh masyarakat yang ada di Pantai Lebih, Kecamatan Gianyar.
Wawan juga menegaskan, kegiatan penanaman pohon tersebut selain untuk memperingati Hari Lingkungan Hidup Seduni, juga merupakan komitmen dari pihak UPT Balai Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Eka Karya Bedugul untuk mendukung program Pemprov Bali tentang Bali Clean and Green untuk mencapai Bali sebagai Green Province.
Untuk itu, penanaman ribuan pohon tersebut dilakukan di lahan yang non produktif dan gersang sehingga bisa tertutupi
hutan.
"Kita bermaksud untuk mengembalikan fungsi ekosistem hutan di Provinsi Bali dalam upaya pelestarian lingkungan, sebagaimana halnya telah dicanangkan oleh Gubernur Bali pada tahun 2010 dalam program Bali Green Province," ujarna. (OL/OL-3)
Wakil Gubernur Bali Tanam Pohon di LGV
Minggu, 5 Juni 2011 - Ditulis Oleh Admin )
melakukan penanaman dan penumbuhan pohon penghijauan. Dengan begitu Bali Bali Green Pro(Denpasar, 5 Juni 2011). Langkah proaktif krama Desa Pakraman Lebih, Gianyar menghijaukan lahan tidur menjadi hutan produktif menggandeng pihak ketiga mendapat dukungan dan penghargaan Pemerintah Provinsi Bali. Dalam peresmian program Lebih Green Village (LGV), nama program itu, di Banjar Beten Kelod, Desa Pakraman Lebih, Gianyar, Minggu, 5 Juni 2011 pagi, Wagub Bali Drs. Puspayoga mengatakan, Pemprov menyambut baik langkah ini karena dimaksudkan untuk mendukung perwujudan Bali sebagai Provinsi Hijau. "Kami menyambut baik penanaman pohon ini sebagai Keberhasilan program itu, katanya, tidak bisa ditentukan hanya oleh pemerintah, akan tetapi sangat memerlukan dukungan semua komponen masyarakat Bali.
Wagub menegaskan, penanaman dan penumbuhan pohon penghijauan seperti ini memiliki arti sangat penting untuk mewujudkan Bali sebagai Provinsi Hijau. Wagub pun menghimbau agar seluruh komponen masyarakat Bali mengikuti langkah terobosan krama Lebih dengan terus vince lebih cepat terwujud dan lingkungan Bali menjadi semakin baik.
Lanjut Wagub Puspayoga mengemukakan, penghijauan seperti ini bukanlah satu-satunya upaya untuk mewujudkan Bali Green Province. Masih ada dua langkah besar lain yang harus dilakukan yakni Bali Clean and Green dan Green Economi. Bali clean dan green dimaknai sebagai langkah menjadikan lingkungan Bali bersih dan bebas sampah plastik, sedangkan green economi dimaknai sebagai aktivitas ekonomi yang ramah lingkungan. Penghijauan dengan menanam dan menumbuhkan 4.500 pohon tanaman langka bantuan PT HM Sampoerna seperti majegau, boni, salam, rijasa, cemara pandak, sentul dan mundeh seperti dilakukan ini merupakan perwujudan green culture. Jika green culture berhasil, kemudian Bali clean and green juga berhasil, maka green economi akan dapat terwujud.
Bupati Cokorda Artha Ardhana Sukawati juga menyambut baik LGV. Katanya, LGV menunjukkan langkah nyata konsep Tri Hita Karana (THK) sehingga THK tidak sebatas wacana. Bupati pun berharap langkah Desa Lebih dapat dijadikan acuan oleh desa parkaman lain di Gianyar. Untuk itu, Bupati menyampaikan terima kasih dan penghargaan kepada Desa Pakraman Lebih atas inisiatifnya.
Krama Desa Pakraman Lebih mengambil inisiatif ini karena diwilayahnya ada lahan tidur yang belum dimanfaatkan dengan baik. Padahal, lahan tidur itu bisa dimanfaatkan untuk menunjang pembangunan desa. Itu sebabnya, krama desa sepakat untuk memanfaatkan lahan tidur itu dengan program LGV. " Program ini merupakan aktualisasi konsep Tri Hita Karana yang sekaligus dimaksudkan untuk menyelaraskan program desa dinas dengan desa pakraman dalam kebersamaan filosofis sagilik, saguluk, salunglung sabayantaka," kata Ketua Panitia Kegiatan I Made Suweta. Desa Lebih menggandeng Pemprov Bali, Pemkab Gianyar, LIPI, Unwar, dan PT HM Sampoerna untuk mewujudkannya.
Peresmian LGV ini ditandai penandatanganan prasasti oleh Wagub Drs.Puspayoga, Bupati Gianyar Cok Ace, Kepala Kebun Raka Eka Karya, Ketua Yayasan KORPRI Bali, Rektor Unwar, Direktur PT HM Sampoerna, Kepala Desa Lebih, Bendesa Lebih dan Ketua LGV, penyerahan bibit penghijauan dan penanaman pohon penghinjauan oleh Wagub Drs. Puspayoga, Bupati Coka Ace dan Wabup Dewa Sutanaya, diikuti undangan lain dan masyarakat setempat. (dra)
Wagub menegaskan, penanaman dan penumbuhan pohon penghijauan seperti ini memiliki arti sangat penting untuk mewujudkan Bali sebagai Provinsi Hijau. Wagub pun menghimbau agar seluruh komponen masyarakat Bali mengikuti langkah terobosan krama Lebih dengan terus vince lebih cepat terwujud dan lingkungan Bali menjadi semakin baik.
Lanjut Wagub Puspayoga mengemukakan, penghijauan seperti ini bukanlah satu-satunya upaya untuk mewujudkan Bali Green Province. Masih ada dua langkah besar lain yang harus dilakukan yakni Bali Clean and Green dan Green Economi. Bali clean dan green dimaknai sebagai langkah menjadikan lingkungan Bali bersih dan bebas sampah plastik, sedangkan green economi dimaknai sebagai aktivitas ekonomi yang ramah lingkungan. Penghijauan dengan menanam dan menumbuhkan 4.500 pohon tanaman langka bantuan PT HM Sampoerna seperti majegau, boni, salam, rijasa, cemara pandak, sentul dan mundeh seperti dilakukan ini merupakan perwujudan green culture. Jika green culture berhasil, kemudian Bali clean and green juga berhasil, maka green economi akan dapat terwujud.
Bupati Cokorda Artha Ardhana Sukawati juga menyambut baik LGV. Katanya, LGV menunjukkan langkah nyata konsep Tri Hita Karana (THK) sehingga THK tidak sebatas wacana. Bupati pun berharap langkah Desa Lebih dapat dijadikan acuan oleh desa parkaman lain di Gianyar. Untuk itu, Bupati menyampaikan terima kasih dan penghargaan kepada Desa Pakraman Lebih atas inisiatifnya.
Krama Desa Pakraman Lebih mengambil inisiatif ini karena diwilayahnya ada lahan tidur yang belum dimanfaatkan dengan baik. Padahal, lahan tidur itu bisa dimanfaatkan untuk menunjang pembangunan desa. Itu sebabnya, krama desa sepakat untuk memanfaatkan lahan tidur itu dengan program LGV. " Program ini merupakan aktualisasi konsep Tri Hita Karana yang sekaligus dimaksudkan untuk menyelaraskan program desa dinas dengan desa pakraman dalam kebersamaan filosofis sagilik, saguluk, salunglung sabayantaka," kata Ketua Panitia Kegiatan I Made Suweta. Desa Lebih menggandeng Pemprov Bali, Pemkab Gianyar, LIPI, Unwar, dan PT HM Sampoerna untuk mewujudkannya.
Peresmian LGV ini ditandai penandatanganan prasasti oleh Wagub Drs.Puspayoga, Bupati Gianyar Cok Ace, Kepala Kebun Raka Eka Karya, Ketua Yayasan KORPRI Bali, Rektor Unwar, Direktur PT HM Sampoerna, Kepala Desa Lebih, Bendesa Lebih dan Ketua LGV, penyerahan bibit penghijauan dan penanaman pohon penghinjauan oleh Wagub Drs. Puspayoga, Bupati Coka Ace dan Wabup Dewa Sutanaya, diikuti undangan lain dan masyarakat setempat. (dra)
wujud dukungan Desa Lebih pada program Bali Green Province," kata Wagub.
Dihadapan 300 krama Lebih, ratusan siswa/siswi SLTP dan SLTA se Gianyar, Bupati Gianyar Cok Artha Ardhana Sukawati, Wabup Dewa Made Sutanaya, Ketua Yayasan KORPRI Bali Oka Wisnu Murti, Rektor Unwar Made Sukarsa, Kepala Kebun Raya Eka Karya I Nyoman Lugra, Kades Lebih I Wayan Gede Pradnyana, Bendesa Lebih I Wayan Sepot, Ketua LGV I Made Suweta, dan Direktur PT HM Sampoerna Tbk Yos Adiguna Ginting selaku sponsor, Wagub Puspayoga mengatakan bahwa program Bali Pulau Hijau/Organik dicanangkan pertama kali oleh Gubernur Bali Made Mangku Pastika pada Pebruari 2010 dalam Sidang Badan Lingkungan Hidup Dunia (UNEP -PBB) di Nusa Dua Bali. Keberhasilan program itu, katanya, tidak bisa ditentukan hanya oleh pemerintah, akan tetapi sangat memerlukan dukungan semua komponen masyarakat Bali.
Wagub menegaskan, penanaman dan penumbuhan pohon penghijauan seperti ini memiliki arti sangat penting untuk mewujudkan Bali sebagai Provinsi Hijau. Wagub pun menghimbau agar seluruh komponen masyarakat Bali mengikuti langkah terobosan krama Lebih dengan terus vince lebih cepat terwujud dan lingkungan Bali menjadi semakin baik.
Lanjut Wagub Puspayoga mengemukakan, penghijauan seperti ini bukanlah satu-satunya upaya untuk mewujudkan Bali Green Province. Masih ada dua langkah besar lain yang harus dilakukan yakni Bali Clean and Green dan Green Economi. Bali clean dan green dimaknai sebagai langkah menjadikan lingkungan Bali bersih dan bebas sampah plastik, sedangkan green economi dimaknai sebagai aktivitas ekonomi yang ramah lingkungan. Penghijauan dengan menanam dan menumbuhkan 4.500 pohon tanaman langka bantuan PT HM Sampoerna seperti majegau, boni, salam, rijasa, cemara pandak, sentul dan mundeh seperti dilakukan ini merupakan perwujudan green culture. Jika green culture berhasil, kemudian Bali clean and green juga berhasil, maka green economi akan dapat terwujud.
Bupati Cokorda Artha Ardhana Sukawati juga menyambut baik LGV. Katanya, LGV menunjukkan langkah nyata konsep Tri Hita Karana (THK) sehingga THK tidak sebatas wacana. Bupati pun berharap langkah Desa Lebih dapat dijadikan acuan oleh desa parkaman lain di Gianyar. Untuk itu, Bupati menyampaikan terima kasih dan penghargaan kepada Desa Pakraman Lebih atas inisiatifnya.
Krama Desa Pakraman Lebih mengambil inisiatif ini karena diwilayahnya ada lahan tidur yang belum dimanfaatkan dengan baik. Padahal, lahan tidur itu bisa dimanfaatkan untuk menunjang pembangunan desa. Itu sebabnya, krama desa sepakat untuk memanfaatkan lahan tidur itu dengan program LGV. " Program ini merupakan aktualisasi konsep Tri Hita Karana yang sekaligus dimaksudkan untuk menyelaraskan program desa dinas dengan desa pakraman dalam kebersamaan filosofis sagilik, saguluk, salunglung sabayantaka," kata Ketua Panitia Kegiatan I Made Suweta. Desa Lebih menggandeng Pemprov Bali, Pemkab Gianyar, LIPI, Unwar, dan PT HM Sampoerna untuk mewujudkannya.
Peresmian LGV ini ditandai penandatanganan prasasti oleh Wagub Drs.Puspayoga, Bupati Gianyar Cok Ace, Kepala Kebun Raka Eka Karya, Ketua Yayasan KORPRI Bali, Rektor Unwar, Direktur PT HM Sampoerna, Kepala Desa Lebih, Bendesa Lebih dan Ketua LGV, penyerahan bibit penghijauan dan penanaman pohon penghinjauan oleh Wagub Drs. Puspayoga, Bupati Coka Ace dan Wabup Dewa Sutanaya, diikuti undangan lain dan masyarakat setempat. (dra)
Dihadapan 300 krama Lebih, ratusan siswa/siswi SLTP dan SLTA se Gianyar, Bupati Gianyar Cok Artha Ardhana Sukawati, Wabup Dewa Made Sutanaya, Ketua Yayasan KORPRI Bali Oka Wisnu Murti, Rektor Unwar Made Sukarsa, Kepala Kebun Raya Eka Karya I Nyoman Lugra, Kades Lebih I Wayan Gede Pradnyana, Bendesa Lebih I Wayan Sepot, Ketua LGV I Made Suweta, dan Direktur PT HM Sampoerna Tbk Yos Adiguna Ginting selaku sponsor, Wagub Puspayoga mengatakan bahwa program Bali Pulau Hijau/Organik dicanangkan pertama kali oleh Gubernur Bali Made Mangku Pastika pada Pebruari 2010 dalam Sidang Badan Lingkungan Hidup Dunia (UNEP -PBB) di Nusa Dua Bali. Keberhasilan program itu, katanya, tidak bisa ditentukan hanya oleh pemerintah, akan tetapi sangat memerlukan dukungan semua komponen masyarakat Bali.
Wagub menegaskan, penanaman dan penumbuhan pohon penghijauan seperti ini memiliki arti sangat penting untuk mewujudkan Bali sebagai Provinsi Hijau. Wagub pun menghimbau agar seluruh komponen masyarakat Bali mengikuti langkah terobosan krama Lebih dengan terus vince lebih cepat terwujud dan lingkungan Bali menjadi semakin baik.
Lanjut Wagub Puspayoga mengemukakan, penghijauan seperti ini bukanlah satu-satunya upaya untuk mewujudkan Bali Green Province. Masih ada dua langkah besar lain yang harus dilakukan yakni Bali Clean and Green dan Green Economi. Bali clean dan green dimaknai sebagai langkah menjadikan lingkungan Bali bersih dan bebas sampah plastik, sedangkan green economi dimaknai sebagai aktivitas ekonomi yang ramah lingkungan. Penghijauan dengan menanam dan menumbuhkan 4.500 pohon tanaman langka bantuan PT HM Sampoerna seperti majegau, boni, salam, rijasa, cemara pandak, sentul dan mundeh seperti dilakukan ini merupakan perwujudan green culture. Jika green culture berhasil, kemudian Bali clean and green juga berhasil, maka green economi akan dapat terwujud.
Bupati Cokorda Artha Ardhana Sukawati juga menyambut baik LGV. Katanya, LGV menunjukkan langkah nyata konsep Tri Hita Karana (THK) sehingga THK tidak sebatas wacana. Bupati pun berharap langkah Desa Lebih dapat dijadikan acuan oleh desa parkaman lain di Gianyar. Untuk itu, Bupati menyampaikan terima kasih dan penghargaan kepada Desa Pakraman Lebih atas inisiatifnya.
Krama Desa Pakraman Lebih mengambil inisiatif ini karena diwilayahnya ada lahan tidur yang belum dimanfaatkan dengan baik. Padahal, lahan tidur itu bisa dimanfaatkan untuk menunjang pembangunan desa. Itu sebabnya, krama desa sepakat untuk memanfaatkan lahan tidur itu dengan program LGV. " Program ini merupakan aktualisasi konsep Tri Hita Karana yang sekaligus dimaksudkan untuk menyelaraskan program desa dinas dengan desa pakraman dalam kebersamaan filosofis sagilik, saguluk, salunglung sabayantaka," kata Ketua Panitia Kegiatan I Made Suweta. Desa Lebih menggandeng Pemprov Bali, Pemkab Gianyar, LIPI, Unwar, dan PT HM Sampoerna untuk mewujudkannya.
Peresmian LGV ini ditandai penandatanganan prasasti oleh Wagub Drs.Puspayoga, Bupati Gianyar Cok Ace, Kepala Kebun Raka Eka Karya, Ketua Yayasan KORPRI Bali, Rektor Unwar, Direktur PT HM Sampoerna, Kepala Desa Lebih, Bendesa Lebih dan Ketua LGV, penyerahan bibit penghijauan dan penanaman pohon penghinjauan oleh Wagub Drs. Puspayoga, Bupati Coka Ace dan Wabup Dewa Sutanaya, diikuti undangan lain dan masyarakat setempat. (dra)
Jumat, 08 Juli 2011
Langganan:
Komentar (Atom)


